IAPS 5.0: Tonggak Baru Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Akreditasi program studi merupakan salah satu instrumen penting untuk memastikan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) secara berkala memperbarui instrumen akreditasi untuk menyesuaikan dengan dinamika kebijakan dan kebutuhan zaman.

Mulai 18 Agustus 2025, akan berlaku Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 5.0 berdasarkan Peraturan BAN-PT Nomor 13 Tahun 2025. Instrumen terbaru ini menggantikan IAPS 4.0 (dikenal juga sebagai IAPS 2019/2023) dengan sejumlah perubahan signifikan dalam struktur, mekanisme, dan semangat penjaminan mutu.

Perubahan ini membawa dampak besar, terutama bagi pimpinan perguruan tinggi dan pengelola program studi yang bertanggung jawab menyiapkan akreditasi. Oleh karena itu, memahami perbedaan IAPS 4.0 dan 5.0 menjadi langkah strategis dalam menyusun kebijakan internal dan menyiapkan data pendukung akreditasi.

Perbedaan IAPS 4.0 dan IAPS 5.0

1. Struktur dan Komponen Instrumen

  • IAPS 4.0 berfokus pada 9 kriteria (visi misi, tata pamong, mahasiswa, SDM, keuangan, pendidikan, penelitian, pengabdian, dan capaian). Instrumen disusun melalui Laporan Evaluasi Diri (LED) dan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) yang terpisah, meski saling terkait.

  • IAPS 5.0 tetap menggunakan prinsip 9 kriteria, namun struktur instrumen dibedakan berdasarkan jenis pengajuan akreditasi:

    • Akreditasi sementara (prodi baru).
    • Akreditasi ulang.
    • Akreditasi unggul.
    • Perpanjangan otomatis berbasis pemantauan kinerja (tanpa visitasi asesor).

Selain itu, BAN-PT juga menyediakan panduan teknis baru seperti: penyusunan LED, penyusunan LKPS, hingga instrumen penilaian berbeda untuk tiap jenjang (D1–Profesi).

2. Mekanisme Penilaian

  • IAPS 4.0: Semua pengajuan akreditasi wajib melalui visitasi asesor.

  • IAPS 5.0: Lebih fleksibel. BAN-PT mengenalkan mekanisme automasi untuk perpanjangan akreditasi bagi prodi yang kinerjanya terbukti konsisten. Hanya akreditasi ulang dan unggul yang tetap memerlukan visitasi.

Dengan sistem ini, prodi dengan mutu baik akan lebih mudah memperpanjang akreditasi, sehingga mengurangi beban administratif.

Baca juga: Dari Kampus ke Pasar: Apa Itu Hilirisasi?

3. Masa Transisi dan Pemberlakuan

  • IAPS 5.0 berlaku mulai 18 Agustus 2025.

  • Prodi yang masa akreditasinya berakhir pada 31 Mei 2026 atau sebelumnya, masih dapat menggunakan IAPS versi 2019/2023 hingga 30 Juni 2025.

Artinya, tahun 2025 menjadi masa transisi penting, di mana kampus perlu menyiapkan diri dengan dua sistem secara paralel.

4. Pendekatan Baru: Data-Driven & Digitalisasi

IAPS 5.0 hadir dengan semangat baru:

  • Menekankan pemanfaatan data kinerja secara lebih kuat.
  • Mendukung digitalisasi akreditasi melalui sistem pemantauan daring.
  • Selaras dengan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
  • Memberikan efisiensi dalam asesmen tanpa mengurangi mutu akreditasi.

Perubahan ini mendorong kampus untuk tidak hanya menyusun dokumen akreditasi, tetapi juga membangun sistem informasi manajemen mutu yang berkesinambungan.

Implikasi IAPS 5.0 bagi Pimpinan Perguruan Tinggi

Bagi pimpinan kampus, perubahan IAPS bukan hanya urusan administratif, melainkan juga strategi kelembagaan. Ada beberapa implikasi penting:

  1. Penguatan Data dan Sistem Informasi
    Dengan pendekatan berbasis data, setiap prodi perlu memiliki sistem pelaporan yang akurat, terintegrasi, dan mudah diverifikasi. Kampus perlu berinvestasi dalam sistem informasi akademik dan mutu yang mendukung akreditasi.

  2. Efisiensi Sumber Daya
    Mekanisme automasi memberikan ruang efisiensi. Namun, prodi perlu menjaga kinerja berkelanjutan agar bisa memanfaatkan perpanjangan otomatis.

  3. Perubahan Budaya Mutu
    IAPS 5.0 mendorong kampus agar tidak hanya menyiapkan dokumen akreditasi menjelang visitasi, tetapi membangun budaya mutu harian yang tercermin dalam data akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

  4. Peluang Diferensiasi
    Skema akreditasi unggul memberikan kesempatan bagi prodi dengan capaian luar biasa untuk menonjol secara nasional dan internasional. Ini bisa menjadi strategi branding kampus.

Strategi Persiapan Kampus Menghadapi IAPS 5.0

Agar transisi berjalan lancar, kampus dapat mempertimbangkan strategi berikut:

  • Audit Internal Data Kinerja: Mengecek kelengkapan data penelitian, publikasi, tracer study, keuangan, dan pengabdian masyarakat.
  • Penguatan Unit Penjaminan Mutu: Memberikan pelatihan staf agar memahami detail instrumen IAPS 5.0.
  • Digitalisasi Dokumen: Menyiapkan integrasi data melalui sistem manajemen mutu kampus.
  • Simulasi Akreditasi: Melakukan uji coba dengan instrumen baru agar prodi terbiasa.
  • Kolaborasi dan Benchmarking: Belajar dari kampus lain yang berhasil menerapkan praktik penjaminan mutu berbasis data.

Kesimpulan

Perubahan dari IAPS 4.0 menuju IAPS 5.0 menandai evolusi penting dalam sistem akreditasi perguruan tinggi Indonesia. Dengan pendekatan berbasis data, mekanisme fleksibel, serta digitalisasi proses, BAN-PT mendorong kampus untuk lebih adaptif, efisien, dan berorientasi mutu jangka panjang.

Bagi pimpinan kampus, persiapan menghadapi IAPS 5.0 tidak hanya sekadar pemenuhan regulasi, melainkan juga investasi strategis untuk memastikan reputasi akademik dan daya saing perguruan tinggi di tingkat nasional maupun global.

Referensi

  1. BAN-PT. (2025). Peraturan BAN-PT Nomor 13 Tahun 2025 tentang Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 5.0.
  2. BAN-PT. (2019). Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS 4.0).
  3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
  4. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2022). Panduan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
  5. Susanto, H., & Wahyuni, S. (2022). “Penguatan Sistem Penjaminan Mutu di Era Digitalisasi Pendidikan Tinggi.” Jurnal Manajemen Pendidikan Tinggi, 10(2), 45–58.
0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pusat konten

pusat konten

Related Posts

//
Optimize Campus, Maximize Impact
👋 Hi, ada yang bisa kami bantu?